بسم الله الرحمن الرحيم

Kunci sukses sebuah pengamatan benda langit ataupun yang memiliki hobi dengan latar belakang di dunia fotografi adalah cuaca. Sebelum melakukan pengamatan atau pemotretan objek langit, apalagi yang amat sangat jarang terjadi untuk diabadikan, setidaknya mempelajari dinamika cuaca. Dengan bantuan citra satelit, kita mampu menentukan tempat mana yang cocok untuk dijadikan spot pengamatan maupun pemotretan dengan peluang keberhasilan yang tinggi. Kita bisa memanfaatkan sederet citra satelit yang dipublis secara umum oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk kemudahan masyarakat, tanpa terkecuali bagi saya yang memang memiliki hobi pengamatan benda langit. 

Himawari-8 Natural Color

Produk Himawari-8 NC menggunakan metode RGB (Red Green Blue) dimana beberapa band dari data satelit digabungkan sehingga diperoleh identifikasi warna yang lebih jelas. Produk ini digunakan untuk mengamati proses konvektifitas, ketebalan awan, serta mikrofisis awan. Karena produk ini menggunakan band visible yang mengandalkan sinar matahari, sehingga hanya tersedia pada saat pagi hingga sore hari.

Himawari-8 WV Enhanced

Produk Himawari-8 WE menampilkan kondisi kelembaban atmosfer pada lapisan menengah hingga atas yang didapat dari radiasi infrared pada panjang gelombang 6.2 mikro meter. Produk ini dapat menunjukkan kondisi kelembapan udara sebagai bahan pembentukan awan, dimana wilayah yang berwarna coklat menunjukkan kondisi kering dan berwarna biru menunjukkan kondisi basah. Selain itu pergerakan massa udara kering yang umumnya berasal dari benua Australia dapat diamati.

Himawari-8 IR Enhanced

Pada produk Himawari-8 EH menunjukkan suhu puncak awan yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 10.4 mikro meter yang kemudian diklasifikasi dengan pewarnaan, dimana warna hitam atau biru menunjukkan tidak terdapat pembentukan awan yang banyak (cerah), sedangkan semakin dingin suhu puncak awan, dimana warna mendekati jingga, menunjukan pertumbuhan awan yang signifikan dan berpotensi terbentuknya awan Cumulonimbus.

Himawari-8 RDCA

Awan Cumulonimbus merupakan jenis awan yang sangat penting untuk diprediksi kehadirannya. Dengan melihat karakteristik perubahan kanal visibel dan infrared yang terjadi pada saat fase pertumbuhan, maka dapat diprediksi awan Cumulus mana yang berpotensi tumbuh menjadi awan Cumulonimbus. Produk Rapid Developing Cumulus Area (RDCA) ini menunjukkan awan Cumulus yang berpotensi tumbuh menjadi awan Cumulonimbus dalam waktu 1 jam ke depan (tanda + merah).

Himawari-8 Rainfall Potential

Produk turunan Himawari-8 Potential Rainfall adalah produk yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi curah hujan, yang disajikan berdasarkan kategori ringan, sedang, lebat, hingga sangat lebat, dengan menggunakan hubungan antara suhu puncak awan dengan curah hujan yang akan dihasilkan.