Archive for April, 2020


Astrolabe Nashrulläh

بسم الله الرحمن الرحيم

Ceritanya terpaku pada si Adell (laptop)…

photo_2020-04-09_11-17-20

Astrolabe Nasrulläh dengan koordinat Bandung, Indonesia di komplek Pesantren Persatuan Islam 1-2 Bandung.

Konsentrasi pun pecah tatkala Ummah Yuzarsif mengatakan, “Jika Abah merekonstruksi astrolabe ini dan Abah mengembangkan gagasannya sendiri sehingga memiliki konsep yang baru, mengapa tidak namai saja?”. Mendengar perkataan ini, hati pun tertegun. Bingung memikirkan namanya. Menyematkan nama Syabakah, tidak. Biar dia yang menentukan masa depannya sendiri, lagi pula namanya sudah disematkan menjadi salah satu bagian lempengan astrolabe. Melihat dari artinya saja, Syabakah berarti ruangwaktu. Membayangkan tanggung jawabnya, sudah harus menyiapkan segala daya upaya potensi yang ada. Berat, nggak akan kuat, biar Yuzarsif saja.
Hohoho

Mencantumkan nama sendiri, rasanya memalukan. Akhirnya kubertanya, “Mah, bagusnya Astrolabe Zaid atau Astrolabe Nasrullah?”. “Abah lebih tahu dan paham”, jawabnya. Mendengar jawaban itu, membuatku tersipu malu sambil menyembunyikannya dengan tertawa kecil. Memikirkan nama sambil terus menguji seberapa akuratnya astrolabe, akhirnya memutuskan dengan menyematkan Nasrulläh. Bukan karena nama belakang yang terpatri di belakang nama akan tetapi murni, kerja keras ini berkat pertolongan Alläh yang arRahmän lagi arRahïm.

Astrolabe merupakan perangkat penunjuk waktu berbasis gerak benda langit secara real time maupun memprediksi ke masa lalu atau masa depan dengan mensimulasikan benda langit terhadap waktu. Dengan perangkat ini, kita tidak perlu lagi menghitung secara rumit untuk mengetahui gerak benda langit terhadap waktu atau sebaliknya, kecanggihannya setara sebuah laptop atau smartphone. Sependek pengetahuan dari secarik naskah manuskrip abad ke-8-15 saat golden age, para ulama yang saintis mewariskan perangkat waktu dan navigasi serta simulasi benda langit yang melampaui zamannya dengan berbagai fitur yang ada saat ini berbasis digital. Seolah-olah mempercayakan kepada kita supaya mengembangkan teknologi yang terbatas pada analog menjadi lebih fleksibel berbasis digital yang mampu menampilkan skala secara akurat nan tepat. Supaya tidak malu kepada kakek buyut ideologis, akhirnya memberikan gagasan dengan mengembangkan fungsi Syabakah yang sebenarnya secara terintegrasi, memiliki makna entitas ruangwaktu seutuhnya yang tidak bisa dipisahkan. Akhirnya, astrolabe dengan satu sisi saja, tidak seperti astrolabe pada umumnya ada dua sisi seperti koin.

Tatkala segenap daya upaya tumpah darah dan peluh para saintis maupun cendekia masa praIslam mempertahankan sistem waktu, memulainya dari jam Matahari yang disusul dengan jam air. Sayangnya, ketika kapas langit yang tersusun atas senyawa H2O berwujud gas menyembunyikan Matahari, sulit untuk menerka waktu disamping belum mengenal equation of time (secara sederhana, eq ini mengoreksi waktu tengah hari yang tidak selamanya tepat pukul 12, terkadang lebih cepat maupun lebih lambat, kita merasakannya tatkala hendak melaksanakan waktu shalät Dluhr yang selalu berubah-ubah). Jam air pun sama, terkendala residu maupun lumut yang dapat mengurangi intensitas air mengalir disamping harus dijaga jangan sampai kehabisan debit air. Hingga kaum muslimin mengembangkan teknologi paripurna di atas keterbatasan analog dengan membuat astrolabe. AlJazarï pun mengembangkan sistem waktu yang mengawinkan air sebagai sumber energi dan penerapan mekanika sebagai penggeraknya hingga mengharumkan namanya menjadi orang yang pertama kali membuat robot dan boleh jadi jam mekanik pertama, jam gajah juga ada yang menyebutnya jam universal karena memadukan seluruh budaya perabadan maju pada masanya.

stellarium-004

Komparasi data menggunakan Stellarium 0.19.2 pada objek bintang Maharaksasa Merah bernama Antares. Kredit: Stellarium.

Alhamdulilläh hasil komparasi data menggunakan software Stellarium 0.19.2 tidak ada perbedaan dengan Astrolabe Nasrulläh dengan data pengamatan pada 21 Juni pukul 19:07 WIB di komplek Pesantren Persatuan Islam 1-2 Bandung dengan sasaran objek bintang Maharaksasa Merah bernama Antares (α Sco) bertepatan dengan ketinggian saat 40 derajat.

RA/Dec: 16h30m33.69s/-26°28’13.8″
HA/Dec: 20h46m05.62s/-26°27’56.5″
Az./Alt.: +118°57’35.0″/+40°00’12.8″
Apparent Sidereal Time: 13h16m34.1s
Rise: 16h04m
Transit: 22h22m
Set: 4h39m

Ket. Astrolabe:
1. Tanggal dan deklinasi
2. Equation of Time
3. Sidereal Time
4. Rasi Sagitarius dan Aquila terbit
5. Bintang Spica pada rasi Virgo mencapai kulminasi atas yang ditandai denga akan melewati garis khayal meridian
6. Bintang Canopus, Sirius, Procyon tenggelam di langit Barat.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Tidak lupa juga untuk menguji waktu-waktu shalät dengan Almanak Islam dengan hasil yang tidak berbeda, hanya waktu shalät ‘Isyã saja yang berbeda 1 menit.

Tentu, perangkat ini tidak luput dari kedha’ifan atas segala kekeliruan. In syã-alläh disempurnakan dengan berbagai fitur seperti waktu-waktu shalät dan ibadah lainnya yang tidak kalah dari digital mampu mensimulasikan dan memprediksi sunnatulläh ruangwaktu tanpa perlu dihitung secara rumit lagi terutama menggunakan kecerdasan buatan. In syã-alläh purwarupa Astrolabe Nasrulläh dengan konsep kontemporer dicetak dengan bahan seadanya, setelahnya menggunakan bahan akrilik dan stainless steel.

Wallähu a’lam

Allähu ya-khudzu bi aydïnä ilä mä fïhi khayrun lil-Islämi wal mualimïna…

 

Kumpulan Ebook

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebenarnya ini aset untuk dibaca di masa depan, dan mudah diakses oleh orang lain juga untuk dipelajari. In syã-alläh diperbaharui untuk melengkapi databasenya. Tanpa basa-basi lagi, langsung sedot aja ya Kumpulan Ebooknya…

Daftar Ephemeris

Daftar Nautical Almanac

Mudah-mudahan bermanfat dan menjadikan amal jariyyah…